MAKALAH
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
KONSEP LINGKUNGAN
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
Dosen :
Hj. Suyatini SPd. M.Kes
Disusun Oleh Kelompok 3 :
Akhsanti Arsitaini
Desy Permata Sari Ely
Mia Artiani
Rizka Indriani Said
Sari Nur Indah
Tia Asruni
Tingkat :
1 B / Semester I
Program Studi :
D3 Keperawatan
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN BANTEN
JURUSAN
KEPERAWATAN
TANGERANG
JL. Dr. Sitanala – Tangerang Telp. 021 5522250, 021
55733740 Fax. 021 552250
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam menuntut ilmu. Kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1.
Hj. Suyatini SPd.
M.Kes selaku Dosen Konsep Dasar Keperawatan
2.
Teman-teman yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini
Harapan kami semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga ke depannya dapat
lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada
para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Tangerang, September 2014
Penyusun
KONSEP LINGKUNGAN
A.
Pengertian
Lingkungan
1. Lingkungan
adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia dan
mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi, dan kesehatan. (Bagja
Waluya, 2010)
2. Lingkungan
merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup
lain. Ruang merupakan suatu tempat berbagai komponen lingkungan hidup menempati
dan melakukan proses, sehingga antara ruang dan komponen lingkungan merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan. (Adi Asmara, 2008)
Lingkungan adalah faktor–faktor
yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia, baik faktor dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal).
Lingkungan hidup merupakan ekologi
terapan dengan tujuan agar manusia dapat menerapkan prinsip dan konsep pokok
ekologi dalam lingkungan hidup. Manusia merupakan makhluk yang paling dominan
terhadap ekosistem di bumi.
Lingkungan adalah segala sesuatu
yang ada di luar diri host, baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak,
seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-elemen tersebut, termasuk host yang lain.
B.
Jenis-jenis
Lingkungan
Lingkungan dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Lingkungan
dalam (internal) terdiri dari :
a.
Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan
lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut
mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu,
asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara
bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa
sehingga memudahkan perawatan, baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri.
Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan keleluasaan pasien untuk
beraktivitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari
kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian
rupa supaya mendapat ventilasi.
b.
Lingkungan psikologi (psychology enviroment)
Florence Nightiangle melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh
karena itu, ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan
sinar matahari, makanan yang menarik, dan aktivitas manual dapat merangsang
semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi
dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh,
komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi
tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan
dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien
atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu
muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu, membicarakan
kondisi-kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang
menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
c. Lingkungan
sosial (social enviroment)
Lingkungan sosial adalah satu faktor yang mempengaruhi
terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik yang meliputi orang-orang atau
manusia-manusia lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi.
Lingkungan
sosial misalnya sebagai berikut :
1)
Gotong royong
2)
Melakukan program kali bersih
3)
Membersihkan selokan yang tersumbat
d. Lingkungan keluarga
Pengertian
keluarga adalah kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia dimana ia
belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi
dengan kelompoknya (Gerungan, 1996:45). Keluarga adalah kelompok sosial
kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang mempunyai hubungan
relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan, dan atau adopsi
(Ahmadi, 1991:167). Dalam arti luas keluarga adalah satu persekutuan hidup yang
dijalin kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan
pernikahan yang bermaksud saling menyempurnakan diri (Soelaeman, 1994:12).
e. Lingkungan masyarakat
Sanitasi merupakan
salah satu komponen dari kesehatan masyarakat yaitu perilaku yang disengaja
untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia bersentuhan langsung
dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan dapat
menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Dalam penerapannya di masyarakat
sanitasi meliputi penyediaan air, pengolahan limbah, pengolahan sampah, kontrol
vektor, pencegahan dan pengontrolan pencemaran tanah, sanitasi makanan, serta
pencemaran udara. Belum optimalnya sanitasi di indonesia ini ditandai dengan
masih tingginya angka kejadian penyakit infeksi dan penyakit menular di
masyarakat.
2. Lingkungan luar
(eksternal) terdiri dari :
a.
Kultur
Kebudayaan atau
disebut juga kultur merupakan keseluruhan cara hidup manusia sebagai warisan
sosial yang diperoleh individu dari kelompoknya. Pengetahuan tentang suatu
kebudayaan tertentu dapat digunakan untuk meramalkan berbagai kepercayaan dan
perilaku anggotanya. Untuk itu petugas kesehatan perlu mempelajari kebudayaan
sebagai upaya mengetahui perilaku masyarakat di kebudayaan tersebut sehingga
dapat turut berperan serta memperbaiki status kesehatan di masyarakat tersebut.
Dalam tiap kebudayaan
terdapat berbagai kepercayaan yang berkaitan dengan kesehatan. Di pedesaan
masyarakat jawa, ibu nifas tidak boleh makan yang amis-amis (misalnya : Ikan)
karena menurut kepercayaan akan membuat jahitan perineum sulit sembuh dan darah
nifas tidak berhenti. Menurut ilmu gizi hal tersebut tidak dibenarkan karena
justru ikan harus dikonsumsi karena mengandung protein sehingga mempercepat
pemulihan ibu nifas. Disinilah peran petugas kesehatan untuk meluruskan
anggapan tersebut.
Di daerah Langkat,
Sumatera Utara ada kebudayaan yang melarang ibu nifas untuk melakukan
mobilisasi selama satu minggu sejak persalinan. Ibu nifas harus bedrest total
selama seminggu karena dianggap masih lemah dan belum mampu beraktivitas sehingga
harus istirahat di tempat tidur. Mereka juga menganggap bahwa dengan ilmu
pengetahuan saat ini bahwa dengan beraktivitas maka proses penyembuhan setelah
persalinan akan terhambat. Hal ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan saat
ini bahwa ibu nifas harus melakukan mobilisasi dini agar cepat pulih
kondisinya. Dengan mengetahui kebudayaan di daerah tersebut, petugas kesehatan
dapat masuk perlahan-lahan untuk memberi pengertian yang benar kepada
masyarakat.
Di sisi lain ada
kebudayaan yang sejalan dengan aspek kesehatan. Dalam arti kebudayaan yang
berlaku tersebut tidak bertentangan bahkan saling mendukung dengan aspek
kesehatan. Dalam hal ini petugas kesehatan harus mendukung kebudayaan tersebut.
Tetapi kadangkala rasionalisasinya tidak tepat sehingga peran petugas kesehatan
adalah meluruskan anggapan tersebut. Sebagai contoh, ada kebudayaan yang
menganjurkan ibu hamil minum air kacang hijau agar rambut bayinya lebat. Kacang
hijau sangat baik bagi kesehatan karena banyak mengandung vitamin B yang
berguna bagi metabolisme tubuh. Petugas kesehatan mendukung kebiasaan minum air
kacang hijau tetapi meluruskan anggapan bahwa bukan membuat rambut bayi lebat
tetapi karena memang air kacang hujau banyak vitaminnya. Ada juag kebudayaan
yang menganjurkan ibu menyusui untuk amakan jagung goring (di Jawa disebut
“marning”) untuk melancarkan air susu. Hal ini tidak bertentangan dengan
kesehatan. Bila ibu makan jagung goring maka dia akan mudah haus. Karena haus
dia akan minum banyak. Banyak minum inilah yang dapat melancarkan air
susu.
b.
Adat
Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan,
norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.
Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan
terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat terhadap pelaku yang dianggap
menyimpang.
c.
Struktur masyarakat
Stuktur
masyarakat indonesia ditandai oleh dua cirinya yaitu secara horizontal dan
vertikal. Secara horizontal, ia dinyatai oleh kenyataan adanya
kesatuan-kesatuan soaial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan
agama, adat serta perbedaan-perbedaan kedaerahan. Secara vertikal stuktur
masyarakat ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan
atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
d.
Status sosial
Tempat
atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan
kelompok-kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar lagi.
e.
Udara
f.
Suara
Polusi
suara atau pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang
diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman
makhluk hidup di sekitarnya.
Pencemaran suara diakibatkan suara-suara
bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak
menyenangkan. Penilaian terhadap suara yang muncul sebagai polusi atau tidak
merupakan sesuatu yang subjektif. Kerusakan yang diakibatkan pencemaran suara
bersifat setempat, tidak seperti polusi
udara maupun polusi air.
g.
Pendidikan
Dengan perkembangan zaman di dunia
pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak
merubah pola pikir pendidik dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih
modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di
Indonesia.
Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara
mengungkapkan dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang
berkualitas dan berkarakter sehingga
memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di
harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai
lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi
diri
kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi
lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan
membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka
sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang, pengalaman
kehidupan sehari-hari lebih berarti dari pada pendidikan formal. Seperti kata
Mark Twain, “Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya.”
1) Pada dasarnya pengertian pendidikan (UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003) adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
2) Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata
pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran
‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik.
Secara bahasa,
definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan.
3) Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak
Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian
pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup
tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan
sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan
setinggi-tingginya.
4) Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan dating.
5) Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
6) Pendidikan menurut H. Horne adalah proses yang
terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia
yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam
alam sekitar intelektual, emosional, dan kemanusiaan dari manusia.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut
ahli
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya
sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
Contoh
pendidikan seperti pendidikan sekolah dari mulai tingkat dasar hingga perguruan
tinggi, bimbingan belajar, bimbingan dari orang tua di rumah, bimbingan dari masyarakat,
dan lain-lain.
h.
Pekerjaan
Pekerjaan ialah sekumpulan kedudukan
(posisi) yang memiliki persamaan kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Dalam
kegiatan analisis jabatan, satu pekerjaan dapat diduduki oleh satu orang
atau beberapa orang yang tersebar di berbagai tempat.
Adapun
contoh pekerjaan ialah sebagai berikut
:
1) Pekerjaan dinas pemerintah yang
melayani rakyat, misalnya : pencatat sipil, pencatat perkawinan,
peradilan, kepamongprajaan, kepolisian, dan lain-lain.
2) Pekerjaan sosial, misalnya : Palang Merah
Indonesia, perkumpulan kematian, perkumpulan olahraga, perkumpulan kebudayaan, dan lain-lain.
3) Pekerjaan-pekerjaan untuk agama,
misalnya : Muhammadiyah, Dakwah Islamiyah, dan lain-lain.
i.
Sosial ekonomi budaya
Kebudayaan-kebudayaan
ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya jika salah
seorang anggota keluarga menderita suatu penyakit (misal demam karena
masuk angin) hal yang pertama dilakukan sebelum pergi ke dokter pastilah
mencoba untuk menyembuhkannya. Misal dengan kerokan. Ini adalah ciri dari
sebuah kebudayaan yang sangat erat hubungannya dengan kesehatan. Dimana anggapan masyarakat mengenai
demam karena masuk angin ini akan hilang apabila angin di dalam tubuh keluar. Maka
kerokan adalah hal yang paling masuk akal bagi mereka dan tanpa mereka
ketahui pula bahwa kerokan ini memiliki dampak yang negatif bagi
tubuh kita. Karena pori-pori dalam tubuh akan terbuka dan terluka. Namun
dibalik efeknya yang negatif ini tidak bisa kita pungkiri bahwa jasanya sangat
besar karena terbukti dapat menyembuhkan. Akibat hal inilah banyak
masyarakat yang cenderung memegang kokoh prinsip ini. Dimana angin yang
terlalu banyak di dalam tubuh hanya dapat dikeluarkan dengan kerokan yang
bertujuan membuka pori-pori dan mengeluarkan udara yang mengumpul di
dalam tubuh.
Selain kerokan diatas
masih banyak lagi contoh-contoh kebudayaan yang memiliki hubungan dengan kesehatan. Permisalan
yang lain dapat kita lihat dalam kehidupan masyarakat yang masih tradisional.
Jika anggota keluarga sakit mereka akan mengunjungi dukun untuk menyembuhkan. Hal ini dikarenakan
keyakinan mereka terhadap si dukun tersebut sangatlah tinggi.
Hal lainnya karena
mereka takut dengan dokter. Sebab mereka berpikir jika pergi ke dokter mereka
pastikan disuntik dengan jarum yang besar. Sebab lainnya yakni karena masih
menganggap bahwa sakit yang mereka derita ada hubungannya dengan hal-hal yang berbau mistis.
Untuk menghindari hal tersebutlah mengapa mereka lebih memilih untuk
menggunakan dan mempercayakan kesehatannya pada dukun tradisional yang notabene belum tentu
mengerti.
Lingkungan internal dan eksternal akan mempengaruhi sikap dan perilaku
manusia termasuk persepsinya tentang sehat sakit, cara – cara memelihara dan
mempertahankan kesehatan, serta menanggulangi penyakit. Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai
hubungan yang dinamis dengan lingkungannya dan tidak dapat dipisahkan dari
lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan untuk merespon secara adaptif terhadap pengaruh
lingkungan agar dapat mempertahankan derajat kesehatannya.
Ketidakmampuan manusia merespon terhadap pengaruh lingkungan internal
maupun eksternal akan mengakibatkan gangguan kesehatan atau pergeseran status
kesehatan dalam rentang sehat sakit.
D.
Hubungan-hubungan
Lingkungan
1.
Hubungan Lingkungan dengan Kesehatan
Lingkungan
dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan dapat
membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk
meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.
2.
Hubungan Lingkungan dengan Timbulnya Penyakit
Lingkungan
dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih,
maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit-penyakit.
3.
Hubungan Keempat Komponen Paradigma Keperawatan
Lingkungan
merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila lingkungan itu
kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia perlu merawat
dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain. Keperawatan dengan
lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang sedang rehabilitas
maka akan memerlukan lingkungan yang bersih.
Konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada lingkungan
masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial, budaya, dan spiritual.
E.
Peran
Lingkungan dalam Kesehatan
Lingkungan berperan sebagai media
transmisi yang mendukung terjadinya penyakit apabila media atau lingkungan itu dapat membawa atau mendekatkan agent
pada host.
1. Media transmisi
yang tidak hidup seperti air, udara, makanan, debu disebut vehicle. Sedangkan
yang hidup secara spesifik seperti insekta atau arthropoda disebut vektor.
2. Penularan
penyakit dapat terjadi karena :
a. Fingers atau
tangan yang kotor karena terkontaminasi agent.
b. Flies atau
lalat merupakan media transmisi yang hidup.
c. Food atau
makanan.
d. Field atau
ladang merupakan lingkungan padat atau litosfer dan menyebabkan penyakit lewat
debu.
e. Feces atau tinja
merupakan buangan manusia yang berisi banyak agent.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.duwitmu.com/bagaimana-membangun-kesadaran-lingkungan-dalam-keluarga/#sthash.uITpLwlb.dpbs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar