Jumat, 07 November 2014

KONSEP LINGKUNGAN

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN
KONSEP LINGKUNGAN
TAHUN AKADEMIK 2014/2015

Dosen :
Hj. Suyatini SPd. M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 3 :
Akhsanti Arsitaini
Desy Permata Sari Ely
Mia Artiani
Rizka Indriani Said
Sari Nur Indah
Tia Asruni
Tingkat :
1 B / Semester I
Program Studi :
D3 Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN
TANGERANG
JL. Dr. Sitanala – Tangerang Telp. 021 5522250, 021 55733740 Fax. 021 552250
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam menuntut ilmu. Kami mengucapkan terima kasih kepada :

1.        Hj. Suyatini SPd. M.Kes selaku Dosen Konsep Dasar Keperawatan
2.        Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.



Tangerang, September 2014



Penyusun




KONSEP LINGKUNGAN

A.      Pengertian Lingkungan
             1.     Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi, dan kesehatan. (Bagja Waluya, 2010)
             2.     Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup lain. Ruang merupakan suatu tempat berbagai komponen lingkungan hidup menempati dan melakukan proses, sehingga antara ruang dan komponen lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. (Adi Asmara, 2008)
Lingkungan adalah faktor–faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia, baik faktor dari dalam diri (internal) maupun dari luar (eksternal).
Lingkungan hidup merupakan ekologi terapan dengan tujuan agar manusia dapat menerapkan prinsip dan konsep pokok ekologi dalam lingkungan hidup. Manusia merupakan makhluk yang paling dominan terhadap ekosistem di bumi.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host, baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-elemen tersebut, termasuk host yang lain.

B.       Jenis-jenis Lingkungan
Lingkungan dibagi menjadi 2, yaitu :
             1.     Lingkungan dalam (internal) terdiri dari :
a.    Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan, baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan keleluasaan pasien untuk beraktivitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b.    Lingkungan psikologi (psychology enviroment)
Florence Nightiangle melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu, ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik, dan aktivitas manual dapat merangsang semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya.
Selain itu, membicarakan kondisi-kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
c.    Lingkungan sosial (social enviroment)
Lingkungan sosial adalah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik yang meliputi orang-orang atau manusia-manusia lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi.



Lingkungan sosial misalnya sebagai berikut :
1)   Gotong royong
2)   Melakukan program kali bersih
3)   Membersihkan selokan yang tersumbat
d.   Lingkungan keluarga
Pengertian keluarga adalah kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya (Gerungan, 1996:45). Keluarga adalah  kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang mempunyai hubungan relatif tetap dan didasarkan atas ikatan darah, perkawinan, dan atau adopsi (Ahmadi, 1991:167). Dalam arti luas keluarga adalah satu persekutuan hidup yang dijalin kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan yang bermaksud saling menyempurnakan diri (Soelaeman, 1994:12).
e.    Lingkungan masyarakat
Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan masyarakat yaitu perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Dalam penerapannya di masyarakat sanitasi meliputi penyediaan air, pengolahan limbah, pengolahan sampah, kontrol vektor, pencegahan dan pengontrolan pencemaran tanah, sanitasi makanan, serta pencemaran udara. Belum optimalnya sanitasi di indonesia ini ditandai dengan masih tingginya angka kejadian penyakit infeksi dan penyakit menular di masyarakat.



             2.     Lingkungan luar (eksternal) terdiri dari :
a.    Kultur
Kebudayaan atau disebut juga kultur merupakan keseluruhan cara hidup manusia sebagai warisan sosial yang diperoleh individu dari kelompoknya. Pengetahuan tentang suatu kebudayaan tertentu dapat digunakan untuk meramalkan berbagai kepercayaan dan perilaku anggotanya. Untuk itu petugas kesehatan perlu mempelajari kebudayaan sebagai upaya mengetahui perilaku masyarakat di kebudayaan tersebut sehingga dapat turut berperan serta memperbaiki status kesehatan di masyarakat tersebut.
Dalam tiap kebudayaan terdapat berbagai kepercayaan yang berkaitan dengan kesehatan. Di pedesaan masyarakat jawa, ibu nifas tidak boleh makan yang amis-amis (misalnya : Ikan) karena menurut kepercayaan akan membuat jahitan perineum sulit sembuh dan darah nifas tidak berhenti. Menurut ilmu gizi hal tersebut tidak dibenarkan karena justru ikan harus dikonsumsi karena mengandung protein sehingga mempercepat pemulihan ibu nifas. Disinilah peran petugas kesehatan untuk meluruskan anggapan tersebut.
Di daerah Langkat, Sumatera Utara ada kebudayaan yang melarang ibu nifas untuk melakukan mobilisasi selama satu minggu sejak persalinan. Ibu nifas harus bedrest total selama seminggu karena dianggap masih lemah dan belum mampu beraktivitas sehingga harus istirahat di tempat tidur. Mereka juga menganggap bahwa dengan ilmu pengetahuan saat ini bahwa dengan beraktivitas maka proses penyembuhan setelah persalinan akan terhambat. Hal ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan saat ini bahwa ibu nifas harus melakukan mobilisasi dini agar cepat pulih kondisinya. Dengan mengetahui kebudayaan di daerah tersebut, petugas kesehatan dapat masuk perlahan-lahan untuk memberi pengertian yang benar kepada masyarakat.
Di sisi lain ada kebudayaan yang sejalan dengan aspek kesehatan. Dalam arti kebudayaan yang berlaku tersebut tidak bertentangan bahkan saling mendukung dengan aspek kesehatan. Dalam hal ini petugas kesehatan harus mendukung kebudayaan tersebut. Tetapi kadangkala rasionalisasinya tidak tepat sehingga peran petugas kesehatan adalah meluruskan anggapan tersebut. Sebagai contoh, ada kebudayaan yang menganjurkan ibu hamil minum air kacang hijau agar rambut bayinya lebat. Kacang hijau sangat baik bagi kesehatan karena banyak mengandung vitamin B yang berguna bagi metabolisme tubuh. Petugas kesehatan mendukung kebiasaan minum air kacang hijau tetapi meluruskan anggapan bahwa bukan membuat rambut bayi lebat tetapi karena memang air kacang hujau banyak vitaminnya. Ada juag kebudayaan yang menganjurkan ibu menyusui untuk amakan jagung goring (di Jawa disebut “marning”) untuk melancarkan air susu. Hal ini tidak bertentangan dengan kesehatan. Bila ibu makan jagung goring maka dia akan mudah haus. Karena haus dia akan minum  banyak. Banyak minum inilah yang dapat melancarkan air susu.
b.    Adat
Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.
Apabila adat ini tidak dilaksanakan akan terjadi kerancuan yang menimbulkan sanksi tak tertulis oleh masyarakat setempat terhadap pelaku yang dianggap menyimpang.
c.    Struktur masyarakat
Stuktur masyarakat indonesia ditandai oleh dua cirinya yaitu secara horizontal dan vertikal. Secara horizontal, ia dinyatai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan soaial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan agama, adat serta perbedaan-perbedaan kedaerahan. Secara vertikal stuktur masyarakat ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.
d.   Status sosial
Tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan kelompok-kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar lagi.
e.    Udara
Udara adalah pencampuran gas yang terdapat pada permukaan bumi.
f.     Suara
Polusi suara atau pencemaran suara adalah gangguan pada lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya.
Pencemaran suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan. Penilaian terhadap suara yang muncul sebagai polusi atau tidak merupakan sesuatu yang subjektif. Kerusakan yang diakibatkan pencemaran suara bersifat setempat, tidak seperti polusi udara maupun polusi air.
g.    Pendidikan
Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.
Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.
Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti dari pada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, “Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya.”
Beberapa pengertian pendidikan menurut beberapa sumber yaitu sebagai berikut :
1)   Pada dasarnya pengertian pendidikan (UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
2)   Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa, definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
3)   Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
4)   Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan dating.
5)   Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
6)   Pendidikan menurut H. Horne adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional, dan kemanusiaan dari manusia.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
Contoh pendidikan seperti pendidikan sekolah dari mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi, bimbingan belajar, bimbingan dari orang tua di rumah, bimbingan dari masyarakat, dan lain-lain.
h.    Pekerjaan
Pekerjaan ialah sekumpulan kedudukan (posisi) yang memiliki persamaan kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisis jabatan, satu pekerjaan dapat diduduki oleh satu orang atau beberapa orang yang tersebar di berbagai tempat.
Adapun contoh pekerjaan ialah sebagai berikut :
1)   Pekerjaan dinas pemerintah yang melayani rakyat, misalnya : pencatat sipil, pencatat perkawinan, peradilan, kepamongprajaan, kepolisian, dan lain-lain.
2)   Pekerjaan sosial, misalnya : Palang Merah Indonesia, perkumpulan kematian, perkumpulan olahraga, perkumpulan kebudayaan, dan lain-lain.
3)   Pekerjaan-pekerjaan untuk agama, misalnya : Muhammadiyah, Dakwah Islamiyah, dan lain-lain.
i.      Sosial ekonomi budaya
Kebudayaan-kebudayaan ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari seperti halnya jika salah seorang anggota keluarga menderita suatu penyakit (misal demam karena masuk angin) hal yang pertama dilakukan sebelum pergi ke dokter pastilah mencoba untuk menyembuhkannya. Misal dengan kerokan. Ini adalah ciri dari sebuah kebudayaan yang sangat erat hubungannya dengan kesehatan. Dimana anggapan masyarakat mengenai demam karena masuk angin ini akan hilang apabila angin di dalam tubuh keluar. Maka kerokan adalah hal yang paling masuk akal bagi mereka dan tanpa mereka ketahui pula bahwa kerokan ini memiliki dampak yang negatif bagi tubuh kita. Karena pori-pori dalam tubuh akan terbuka dan terluka. Namun dibalik efeknya yang negatif ini tidak bisa kita pungkiri bahwa jasanya sangat besar karena terbukti dapat menyembuhkan. Akibat hal inilah banyak masyarakat yang cenderung memegang kokoh prinsip ini. Dimana angin yang terlalu banyak di dalam tubuh hanya dapat dikeluarkan dengan kerokan yang  bertujuan membuka pori-pori dan mengeluarkan udara yang mengumpul di dalam tubuh.
Selain kerokan diatas masih banyak lagi contoh-contoh kebudayaan yang memiliki hubungan dengan kesehatan. Permisalan yang lain dapat kita lihat dalam kehidupan masyarakat yang masih tradisional. Jika anggota keluarga sakit mereka akan mengunjungi dukun untuk menyembuhkan. Hal ini dikarenakan keyakinan mereka terhadap si dukun tersebut sangatlah tinggi.
Hal lainnya karena mereka takut dengan dokter. Sebab mereka berpikir jika pergi ke dokter mereka pastikan disuntik dengan jarum yang besar. Sebab lainnya yakni karena masih menganggap bahwa sakit yang mereka derita ada hubungannya dengan hal-hal yang berbau mistis. Untuk menghindari hal tersebutlah mengapa mereka lebih memilih untuk menggunakan dan mempercayakan kesehatannya pada dukun tradisional yang notabene belum tentu mengerti.
Lingkungan internal dan eksternal akan mempengaruhi sikap dan perilaku manusia termasuk persepsinya tentang sehat sakit, cara – cara memelihara dan mempertahankan kesehatan, serta menanggulangi penyakit. Manusia sebagai mahluk sosial mempunyai hubungan yang dinamis dengan lingkungannya dan tidak dapat dipisahkan dari lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan untuk merespon secara adaptif terhadap pengaruh lingkungan agar dapat mempertahankan derajat kesehatannya.
Ketidakmampuan manusia merespon terhadap pengaruh lingkungan internal maupun eksternal akan mengakibatkan gangguan kesehatan atau pergeseran status kesehatan dalam rentang sehat sakit.

D.      Hubungan-hubungan Lingkungan
1.    Hubungan Lingkungan dengan Kesehatan
Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.
2.    Hubungan Lingkungan dengan Timbulnya Penyakit
Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak bersih, maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit-penyakit.
3.    Hubungan Keempat Komponen Paradigma Keperawatan
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia perlu merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain. Keperawatan dengan lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang sedang rehabilitas maka akan memerlukan lingkungan yang bersih.
Konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada lingkungan masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial, budaya, dan spiritual.

E.       Peran Lingkungan dalam Kesehatan
Lingkungan berperan sebagai media transmisi yang mendukung terjadinya penyakit apabila media atau lingkungan itu dapat membawa atau mendekatkan agent pada host.
             1.     Media transmisi yang tidak hidup seperti air, udara, makanan, debu disebut vehicle. Sedangkan yang hidup secara spesifik seperti insekta atau arthropoda disebut vektor.
             2.     Penularan penyakit dapat terjadi karena :
                       a.     Fingers atau tangan yang kotor karena terkontaminasi agent.
                       b.     Flies atau lalat merupakan media transmisi yang hidup.
                       c.     Food atau makanan.
                      d.     Field atau ladang merupakan lingkungan padat atau litosfer dan menyebabkan penyakit lewat debu.
                       e.     Feces atau tinja merupakan buangan manusia yang berisi banyak agent.




DAFTAR PUSTAKA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar