Jumat, 27 September 2013

Alat Reproduksi Pada Pria


ALAT REPRODUKSI PADA PRIA

Organ reproduksi pria meliputi organ reproduksi internal dan organ reproduksi eksternal. Organ reproduksi interna meliputi testis, saluran pengeluaran (epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi, uretra) dan kelenjar asesoris (vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar cowper) yang mensekresikan getah esensial bagi kelangsungan hidup dan pergerakan sperma. Sedangkan organ reproduksi eksterna meliputi penis dan skortum.


Genetalia Interna
Testis berjumlah dua buah untuk memproduksi sperma setiap hari dengan bantuan testosteron. Testis merupakan gonade jantan berbentuk oval terletak dalam skortum atau kantung pelir yang merupakan lipatan dinding tubuh. Testis berada di dalam skortum di luar rongga panggul karena pertumbuhan sperma membutuhkan suhu  yang lebih rendah dari pada suhu tubuh. Suhu dalam skortum 2ÂșC lebih rendah dari suhu dalam rongga perut. Testis mengandung lipatan saluran-saluran tubulus seminiferus (saluran tempat pembentukan sperma) dan sel-sel Leydig (sel penghasil hormon testosteron) yang tersebar diantara tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus mengandung jaringan ikat dan jaringan epithelium germinal atau jaringan epithelium benih yang berfungsi dalam pembentukan sperma (spermatogenesis).
Epididimis merupakan saluran yang keluar dari testis, berkelok-kelok diluar permukaan testis sepanjang kurang lebih 6 m yang membentuk bangunan seperti topi. Berperan sebagai tempat pematangan sperma. Selama perjalanan ini sperma menjadi motil dan mendapatkan kemampuan untuk membuahi.
Vas Deferens (saluran sperma) merupakan saluran lurus mengarah keatas merupakan kelanjutan epididimis dan ujung salurannya berada dalam kelenjar prostat. Berperan sebagai saluran jalannya sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis (kantung semen/kantung mani). Vas deferens panjangnya ± 4,5 cm dengan diameter ± 2,5 mm.
Vesikula Seminalis memiliki fungsi yang hampir sama dengan kelenjar prostat. Kelenjar prostat dan kelenjar seminalis ini termasuk alat reproduksi laki-laki bagian dalam. Kantung ini juga merupakan kelenjar yang berlekuk-lekuk. Dindingnya mensekresikan cairan kental berwarna kekuning-kuningan dan bersifat basa (alkalis). Menyumbangkan sekitar 60% total volume semen. Cairan tersebut mengandung mukus (lendir), gula fruktosa (penyedia energi untuk pergerakan sperma), enzim, vitamin, dan hormon prostagladin.
Saluran Ejakulasi berupa saluran pendek menghubungkan duktus vesikula seminalis dan uretra.
Uretra (saluran kencing) merupakan saluran yang terdapat disepanjang penis, memiliki lubang keluar di ujung penis. Berfungsi sebagai saluran keluar urine dan saluran keluar air mani. Mulut uretra adalah awal dari saluran kencing/uretra.
Kelenjar Prostat yaitu kelenjar yang menghasilkan cairan mani yang ikut mempengaruhi kesuburan sperma. Terdapat di bawah kandung kemih. Mensekresikan getahnya secara langsung ke dalam uretra berupa cairan encer berwarna putih seperti susu mengandung enzim antikoagulan dan asam sitrat (nutrisi bagi sperma).
Kelenjar Cowper atau Kelenjar Bulbouretra terletak di bawah kelenjar Prostat. Melalui saluran mensekresikan getahnya kedalam uretra berupa mukus (lendir) jernih bersifat basa yang dapat menetralisir urin asam yang tertinggal di sepanjang uretra.
Glans adalah bagian depan atau kepala penis. Glans banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf. Kulit yang menutupi bagian glans disebut Foreskin (Preputium). Di beberapa negara memiliki kebiasaan membersihkan daerah sekitar preputium ini atau yang dikenal dengan sunat. Sunat dianjurkan karena memudahkan pembersihan penis sehingga mengurangi kemungkinan terkena infeksi, radang, dan beberapa macam kanker.
Sperma yaitu sel yang berbentuk seperti berudu berekor hasil dari testis yang dikeluarkan saat ejakulasi bersama cairan mani dan bila bertemu dengan sel telur yang matang akan terjadi pembuahan. Spermatogenesis atau pembentukan sperma terjadi di dalam testis, tepatnya di dalam tubulus seminiferus. Dua sampai tiga lapis dinding luar tubulus seminiferus merupakan epithelium germinal, sel-selnya berdeferensiasi menjadi spermatogonia yang merupakan prekusor sperma.
penampang lintang tubulus seminiferus
Spermatogonia terus-menerus memperbanyak diri dengan membelah secara mitosis. Spermatogonium (tunggal) mengandung kromosom diploid (2n) atau mengandung 23 pasang kromosom. Setelah berulangkali membelah akhirnya berubah menjadi spermatosit primer yang masih diploid.
Setelah beberapa minggu, spermatosit primer membelah secara meiosis (meiosis 1) menjadi 2 buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n) atau 23 buah kromosom. Spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis (meiosis 2) menjadi 4 buah spermatid.
spermatogenesis dalam tubulus seminiferus
Spermatid merupakan calon sperma, belum mempunyai ekor dan mengandung kromosom haploid. Ketika pertama kali terbentuk; spermatid memiliki bentuk seperti sel epithelium. Namun setelah beberapa minggu mulai memanjang dan berubah bentuk menjadi sperma yang memiliki kepala dan ekor. Perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi.
Selama spermatogenesis, sperma yang sedang berkembang secara perlahan-lahan didorong ke arah tengah tubula seminiferus dan terus ke epididimis tempat sperma mendapatkan motilitasnya (kemampuan bergerak).
Di antara sel-sel yang sedang mengalami spermatogenesis dalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel sertoli yang berfungsi sebagai penyedia nutrien dan mengatur proses spermatogenesis.
Kandung Kencing adalah tempat penampungan sementara air yang berasal dari ginjal (air seni).



Genetalia Eksterna
Penis berfungsi sebagai alat sanggama dan sebagai saluran untuk pembuangan sperma dan air seni. Pada keadaan biasa, penis tergantung di muka skortum, sedangkan pada waktu terangsang seksual banyak darah yang dipompakan ke dalam jaringan erektil tersebut sedangkan pengeluaran darahnya tertahan. Dengan demikian penis terpompa penuh dengan darah dan berubah menjadi tegang keras dan besar. Keadaan seperti ini disebut ereksi. Ereksi dapat terjadi karena rangsangan seksual dan pada dini hari karena meningkatnya hormon testosteron dan penuhnya kandung kencing. Penis tersusun tiga silinder jaringan erektil mirip spons berasal dari vena dan kapiler yang mengalami modifikasi. Dua terletak di atas disebut korpus karvenosa, satu buah terletak di bawah  dan membungkus uretra disebut korpus spongiosum. Batang utama penis dilapisi kulit yang relatif lebih tebal. Kepala penis (glands penis) ditutup oleh lipatan kulit yang jauh lebih tipis dan disebut preputium (prepuce), kulit inilah yang dihilangkan pada saat dikhitan. Bila terjadi suatu rangsangan jaringan erektil tersebut akan terisi penuh oleh darah dan penis akan mengembang dan tegang. Penis dapat berfungsi sebagai alat kopulasi bila dalam keadaan ereksi.
Skortum adalah kantung kulit yang melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat-lipat. Skortum adalah tempat bergantungnya testis. Skortum mengandung otot polos yang mengatur jarak jauh testis ke dinding perut dengan maksud mengatur suhu testis agar relatif tetap. Antara kantung sebelah kanan dan kiri dibatasi oleh sekat yang tersusun jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos menyebabkan skortum dapat mengendur dan berkerut.


Organ-organ yang tidak terkait langsung dengan sistem reproduksi tetapi letaknya berdekatan dengan organ-organ reproduksi, antara lain:
1.    Tulang kemaluan terletak di depan kandung kencing.
2.    Rambut kemaluan berfungsi untuk menyaring kotoran agar tidak langsung menempel pada kulit kemaluan.
3.    Rectum adalah bagian akhir dari usus besar terletak di atas anus. Rectum adalah tempat yang dilalui oleh kotoran.
4.    Anus adalah tempat mengeluarkan kotoran/feses.

Gangguan Biologis - Anatomis
1.    Cryptorchidism : buah pelirnya hanya satu atau tidak ada di dalam kantung pelirnya.
2.    Hypospadia : lubang keluar sperma/kencing pada laki-laki di sebelah bawah, biasanya ketika buang air kecil alirannya "tidak deras."
3.    Pseudohermaphrodite : bentuk alat kelamin ganda laki-laki dan perempuan, tetapi tidak sempurna.
4.    Micro penis : penis kecil/tidak berkembang.

Penyakit pada Alat Genetalia Pria
Kista di Sekitar Skortum
Kista di sekitar skortum (kantung kemaluan) dapat terjadi pada semua usia, tetapi paling sering terjadi pada pria berusia 40 tahun keatas. Ketika ukurannnya masih kecil, biasanya dokter tidak melakukan tindakan karena pertumbuhan kista tersebut dianggap tidak berbahaya. Namun, kista yang sudah besar justru lebih menyakitkan dan mengganggu, dan harus diangkat dengan operasi.
Pria bisa merasakan adanya kista di sekitar skortum testis saat meraba bagian tersebut. Kista ini seperti benjolan, rasa nyeri di testis dan pembuluh vena terasa tegang saat disentuh. Kista ini berisikan cairan jenih dan tidak berwarna.




Hidrokel
Istilah hidrokel berasal dari Yunani dan itu berarti kantong air. Penyakit ini terjadi berupa pembengkakan tanpa rasa sakit dari skortum yang disebabkan penggumpalan cairan di sekitar testis. Hidrokel primer (alami) mulai terlihat sejak usia 2 tahun, sedangkan hidrokel sekunder kerap terjadi pada pria berusia 40 tahun keatas. Penyakit ini sungguh menyakitkan dan biasanya timbul akibat adanya cedera, peradangan, atau infeksi.
Salah satu penyebab timbulnya penyakit ini adalah skortum membesar, sehingga membuat penderitanya merasa memiliki testisnya berat. Karena mengganggu dan menyakitkan, dokter akan memompa cairan untuk dikeluarkan. Biasanya, pembesaran lebih sering terjadi pada bagian kanan.

Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada kedua sisi testis, atau hanya satu sisi saja, sehingga menyebabkan pembengkakan, rasa nyeri dan demam. Orkitis dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri dan virus. Jika disebabkan oleh virus, orkitis bisa disembuhkan dengan antibiotik.
Gejalanya berupa pembengkakan testis, testis terasa berat, demam, sekresi dan rasa sakit saat melakukan hubungan seks, kencing, atau ejakulasi. Dalam kasus ekstrim, darah bisa keluar dari air mani. Mengobati orkitis bisa dilakukan dengan suntikan. Untuk pencegahan bisa menggunakan kondom karena penyakit ini bisa timbul karena melakukan hubungan seksual berisiko.

Torsio testis
Penyakit ini kerap terjadi pada anak laki-laki atau remaja, namun pria dewasa juga berisiko mengalaminya. Torsio testis terjadi akibat perkembangan abnormal dari funikulus spermatikus (selaput yang membungkus testis). Akibatnya testis mudah melintir atau berputar, sehingga akan menghentikan aliran darah ke testis.
Untuk mengobatinya, dokter harus mengembalikan testis ke posisi semula untuk meminimalkan kerusakan lebih lanjut. Jika tak segera diatasi dapat menyebabkan kerusakan yang mengakibatkan testis rusak, sehingga harus diangkat. Beberapa penyebabnya, antara lain adalah perubahan suhu udara mendadak (seperti saat berenang), ketakutan, latihan yang berlebihan, batuk, atau celana yang terlalu ketat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar